Monday, March 10, 2008

Habiburrahman El Shirazy hadir di Medan



Bermula dari iseng-iseng, coba-coba telpon si pengarang ayat-ayat cinta, Azmi dan kawan-kawan ingin membuat seminar yang dihadiri pengarang novel ayat-ayat cinta dan telah di filmkan oleh Hanung Bramantyo. Nomor kontak sang pengarang didapat dari internet dan kemudian hal ini mereka teruskan ke kawan-kawan di IRM dan Pemuda Islam. Mulanya banyak yang ragu dan kayaknya gak mungkin dibuat acara begituan, sebab katanya butuh biaya yang cukup besar, dari mulai sewa hotel, tiket pesawat sampe hal-hal lain yang gak bisa dianggap sepele.
Namun kerja keras mereka berbuah hasil yang cukup menggembirakan, akhirnya mereka putuskan untuk telpon sastrawan tersebut, eh ternyata sang sastrawan menyambut baik dan menyetujui kehadirannya di Medan. Dengan sekuat tenaga dan perjuangan sampe titik darah penghabisan, katanya. Akhirnya mereka berhasil mewujudkan acara yang dikemas begitu menarik yaitu Seminar Arti Cinta dalam Perspektif Islam yang langsung dihadiri oleh sang sastrawan terkenal dan seorang tokoh pemuda yaitu Gatot Pujonugroho, ST pada hari Minggu, 8 Maret 2008 di Madani Hotel Medan.
Dialah Abdurrahman El Shirazy, penulis Novel Ayat-Ayat Cinta yang sekarang lagi “booming” filmnya diseluruh Indonesia. Mengapa tidak? Novel ini bangkit dari keterpurukan makna perfilman Indonesia yang belakangan banyak mengangkat tema-tema keremajaan yang ke barat-baratan. Belum lagi berbagai macam film-film hantu yang jauh kebenarannya dan sangat bertentangan dengan ajaran agama. Masak ada hantu bisa membunuh, khan kagak mungkin.
Ternyata Islam tak kekurangan sastrawan-sastrawan tangguh. Novel karangan bang Habib, mahasiswa Al Azhar Kairo, Mesir ini, langsung diangkat menjadi sebuah film. Terbukti film Ayat-Ayat Cinta menjadi pendobrak bagi perfilman Indonesia. Bagaimana tidak. Remaja Islam lebih menyukai tema-tema percintaan yang dibawa dari negara barat. Dari mulai film Ada Apa dengan Cinta yang merupakan film penyemangat bangkitnya perfilman Indonesia yang selama ini terpuruk oleh produk-produk luar negeri. Dari meroketnya film ini, akhirnya para sineas Indonesia berlomba-lomba membuat film dengan tema yang sama sampe tak terhitung lagi jumlahnya. Lalu muncullah sosok Jaelangkung, film hantu pertama yang naik begitu tajam ratingnya pada saat AADC tidak lama terbit. Saat itu berbagai macam film-film bertemakan alam gaib pada bermunculan ibarat jamur disaat musim hujan. Hingga tayangan reality show pun gak kalah ikutan ingin terkenal.
Ayat-Ayat Cinta hadir sebagai film yang diangkat dari sebuah novel. Film ini sangat bagus karena lebih banyak mengangkat bagaimana cinta dan pacaran dalam pandangan Islam. Taaruf kembali diperkenalkan kepada para kaula muda. Tak kalah menarik adanya poligami yang terpaksa harus dilakukan karena dipandang pada manfaatnya terhadap agama Islam. Selama ini terjadi pergeseran makna terhadap taaruf, remaja cenderung menyampingkan masalah yang satu ini. Karena apa? Tak lain remaja kita saat ini telah banyak termakan doktrin barat dengan paham kebebasan dan kebablasan. Begitu juga dengan poligami. Kata poligami sangat ditakuti oleh kaum wanita di Indonesia. Katanya, wanita mana yang mau dimadu. Memang tidak ada wanita yang mau dimadu. Cuma para kaum hawa ini salah persepsi akibat oleh kaum portugal (persatuan orang tua gatal). Kalo si Fahri berpoligami bukan dari keinginannya, namun hal ini ia lakukan karena permintaan sang istri (Aisyah) yang memandang di dalam diri Maria ada Islam dan harus diselamatkan. Begitu cintanya Maria sehingga ia pun kehilangan semangat begitu Fahri telah menetapkan pendamping hidupnya. Namun begitu pun dengan kecintaan Aisyah sang istri, ia sanggup merelakan suaminya menikahi wanita lain dengan alasan Islam disamping nyawa yang harus diselamatkan. Tidak sama halnya yang dilakukan umumnya kaum lelaki di Indonesia dalam memahami konsep poligami. Mereka berlindung dibalik perisai poligami untuk mengawini wanita lain, padahal lebih banyak dikarenakan nafsu daripada manfaat yang dikandungnya.
Pada seminar yang diadakan oleh Azmi dan kawan-kawan. Bang Habib, sapaan Abdurrahman El Shirazy di Medan, banyak mengemukakan apa sebenarnya arti cinta dari sudut pandang Islam. Pria kelahiran Kota Smarang ini, lebih banyak mengupas bagaiman cinta dalam sejarah kehidupan rasulullah dan para sahabat. Seperti yang ia contohkan pada Bilal bin Rabbah. Kala itu, umat Islam akan muncul rasa rindunya kepada rasulullah apabila Bilal mengumandangkan azan. Karena disaat azan dikumandangkan oleh Bilal pasti rasulullah berada disampingnya. Maka pada zaman tersebut masjid-masjid banyak dipenuhi jama’ah, karena rasa cinta jama’ah pada rasulullah. Sehingga Bang Habib mengatakan konon Bilal diakhir hayatnya, diwaktu ia sekarat, sang istri berkata “ ya suamiku begitu sedihnya aku apabila engkau meninggalkanku dikarenakan aku sangat mencintaimu”, namun Bilal malah berkata “Sangat bahagia hatiku karena sebentar lagi aku akan bertemu rasulullah yang selama ini aku sangat merindukannya”, setelah ia berkata demikian, kemudian ia meninggal. Rasa cinta itu penting bagi setiap manusia. Tidak ada manusia di dunia ini yang tak ingin dicintai dan mencintai. Karena tanpa cinta ibarat hidup tanpa nyawa. Dimana saja kita harus terus memupuk rasa cinta itu. Tapi cinta yang bagaimana? Yaitu cinta yang terkandung sebenarnya dalam Islam. Cinta karena Allah dan benci karena Allah. Hendaklah seorang pria itu mencintai seseorang wanita karena rasa cinta kepada Allah. Dan Islam memandang hal sedemikian tersebut dalam perwujudan sebuah perkawinan atas dasar rasa ikhlas dan rasa cinta kepada Allah. Hal inilah yang tercermin dalam sosok pribadi Fahri, tokoh utama dalam novel karangan bang Habib.
Dengan niat yang ikhlas ini pula, Azmi dan kawan-kawan dari IRM, Pemuda Islam Sumatera Utara dan Pena Organizer sukses besar melaksanakan seminar tersebut. Peserta mulanya ditargetkan 500 orang tapi kenyataannya lebih dari 700 orang. Sampe-sampe ada yang harus berdiri. Namun tak sedikit para penggemar yang kecewa karena berbagai macam pertanyaan didalam benak mereka harus disimpan lagi sampe waktu yang mungkin terlalu lama. Untuk itu, fans berat bang Habib sangat mengharapkan diadakan acara yang serupa seperti ini. Sukses ya buat panitia dan terutama Bang Habib. Wassalam.

1 comment: